Rabu, 13 Juni 2012

JUJUR MENGAPA TIDAK ???


Kejujuran adalah suatu keseuaian antara kata-kata yang terucap dengan perilaku atau perbuatan yang telah terjadi sebelumnya. Apabila kita mencari orang jujur di dunia ini, maka kita akan sulit untuk menemukannya. Dari sampel sebanyak 100 orang, mungkin tidak lebih dari tujuh orang yang mampu berkata jujur dan mempertahankan idealisme mereka untuk mengatakan apa yang sebenarnya telah terjadi.
            Pada hakikatnya berlaku jujur bukanlah suatu perbuatan yang sulit untuk dilakukan, hanya mengatakan apa yang sebenarnya ia lihat, ia dengar, ia rasakan dengan panca inderanya, tanpa ada sedikitpun kebohongan yang terucap dari mulutnya sehingga pada akhirnya nanti, kebohongan tersebut akan mempersulit dirinya.
            Jujur adalah sifat utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia yang berada di muka buni ini. Dengan kejujuran, dapat menghantarkan seseorang kepada suatu keutamaan derajat (kemuliaan) dan kesuksesan dalam  hidup. Terkadang kejujuran memang pahit dan sakit untuk diucapkan, tetapi sesungguhnya kejujuranlah yang dapat menyelamatkan kita pada akhir penyelesaiannya nanti. Sedangkan kebohongan memang menyelamatkan kita pada awal permulaan, namun perlahan demi perlahan akhirnya kita dapat terbunuh oleh kebohongan itu sendiri.

Þ  Kejujuran tidak selamanya membunuh walau terkadang menggoreskan luka. Tetapi kebohongan ibarat sebuah tali yang tidak terlihat yang akan mencekik perlahan namun membunuh kemudian.
Þ  Katakanlah yang benar sekalipun pahit. (Muhammad SAW)
Þ  Pokok dosa itu asdalah kebohongan.
Þ  Janji yang tidak di tepati bagaikan permusuhan tanpa sebab.
Þ  Dusta itu penyakit, dan berkata benar adalah obatnya.
Þ  Kejujuran itu membutuhkan kesabaran dan konsistensi untuk mempertahankannya agar ia bisa menebarkan cinta dan kedamaian bagi semua.
Þ  Pondasi kerukunan ialah kepercayaan, keterbukaan, kesetiaan dan kejujuran.
Þ  Untuk menetupi kebohongan diperlukan kebohongan pertama, kedua dan kebohongan-kebohongan yang lainnya.
Þ  Hidup jujur, tulus, berani tampil apa adanya membuat hidup ringan menjadi bahagia.
Þ  Kejujuran adalah batu penjuru dari segala kesuksesan, pengakuan adalah motivasi terkuat. (Frederick Smith)
Þ  Jujur kepada diri sendiri dan tidak berharap menilai lebih dari kenyataan adalah kunci ketenangan diri.
Þ  Jujur dalam berkata, tulus dalam beramal, lurus dalam berniat adalah buah dari hati yang ikhlas.
Þ  Serulah orang pada kebaikan dengan sarana lidahmu agar mereka menyaksikan kesungguhan kejujuran dan kesalehanmu secara langusng. (Muhammad SAW)
Þ  Semakin banyak anda berbicara tentang diri sendiri, semakin banyak pula kemungkinan untuk anda berbohong.
Þ  Sesungguhnya buruk sangka adalah perkataan yang paling berbohong.
Þ  Jagalah lidahmu.
Þ  Kejujuran adalah mata uang yang laku dibelanjakan di setiap tempat dan setiap zaman.
Þ  Katakan ya atau tidak sesuai pada tempatnya, maka berikutnya adalah kejujuran anda.
Þ  Cara terbaik menghilangkan prasangka adalah dengan mengkomunikasikan secara terus terang kepada objek yang kita jatuhkan prasangka atasnya.

  
Puisi :
Katakan seperti mata air

Angin menerpa
Keberaniannya tidak bersinar
Hanya mampu berbuat
Tak mampu tunjukkan diri

Ternoda tinta engkau mengakuinya
Ditempa engkau menurutinya
Engkau pun menyembunyikan keluh kesahmu
Kepolosanmu membuat kami membutuhkanmu

Berikan ku  selalu
Getaran-getaran kata
Yang kan terngiang di telingaku
Mengkacaukan pikirku
Menusuk di dada
Buat akal dan nurani ini membutuhkanmu
Bak air yang baru lahir.

***Al-bantany112

KITA TIDAK MAMPU HIDUP SENDIRI


Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, yang berarti manusia membutuhkan manusia lain dalam menjalankan kehidupannya. Tidak ada satu pun manusia yang tidak membutuhkan manusia lain. Salah satu Contoh, ketika makhluk pertama yang diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi yakni Adam AS, masih membutuhkan manusia lain sebagai pendamping untuk menemaninya hidup di Surga. Padahal di dalam surga berbagai kenikmatan yang tidak dapat dinalar dan dirasakan di dunia telah diterima oleh Adam AS. Kemudian, sesuai dengan permintaan Adam AS. Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam AS sebagai pendamping hidup dalam suka dan duka dan merawat serta memelihara cinta kasih mereka dengan melahirkan keturunan-keturunan sebagai penerus  generasi –generasi selanjutnya.
            Dari hal tersebut di atas, maka keinginan untuk tidak hidup sendiri atau ketika manusia membutuhkan manusia lain dalam hidupnya, adalah fitrah manusia yang sudah ada sejak zaman ajali .
            Masih belum percaya ? Dalam contoh kasus sehari-hari, seperti halnya seorang ibu yang ingin membuat sambal. Banyak orang yang mengatakan bahwa membuat sambal adalah perkara yang mudah. Namun apabila kita lihat satu per satu mata rantai mekanismenya, sorang ibu tidak mampu membuat sambal seorang diri.
            Untuk membuat sambal diperlukan bahan-bahan seperti garam, bawang merah, cabai, tomat dan lain-lain serta dibutuhkan pula bermacam-macam peralatan seperti pisau, alat untuk menghaluskan bumbu, dan sebagainya. Dari semua bahan dan peralatan tersebut tidak mungkin seorang ibu dapat mememnuhinya seorang diri. Ia membutuhkan jasa petani, pedagang dan orang lain yang terlibat hingga jadilah sambal sesuai yang diinginkannya. Masih belum percaya juga ? coba anda ingat sejak anda bangun tidur hingga tidur kembali, apakah anda melakukan interaksi dengan manusia lain. Jika ya itu tandanya anda tidak mampu hidup sendiri.
            Dari uraian dan contoh tersebut maka kita sadar bahwa kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Masih ada tetangga, teman, sahabat dan keluarga yang setiap saat selalu hadir disisi kita. Menemani kita saat kesepian, melindungi kita dari bahaya dan ancaman, menolong kita dari musibah yang menimpa diri kita, maka dengan siapa lagi kita hidup di dunia ini jika bukan dengan sesama manusia yang saling bantu membantu dalam menjalanai fitrahnya hidup di dunia ini.



 Kata Bijak
Ø  Tidak ada masalah-masalah yang tidak dapat kita selesaikan bersama, dan amatlah sedikit yang dapat kita selesaikan sendiri. (L. B. Johnson)
Ø  Adalah sebuah langkah besar dalam pengembangan anda saat anda menjalani bahwa orang lain dapat menolong anda melakukan pekerjaan lebih baik daripada yang dapat anda kerjakan sendiri. (Andrew Carniege)
Ø  Kita harus tetap bersatu. Kalau tidak kita akan terpisah-pisah. (Benjamin Franklin)
Ø  Telah lama saya sangat yakin bahwa pada dasarnya, majikan dan karyawan adalah mitra, bukan musuh. Kepentingan mereka sama, tidak berlawanan yang dalam jangka panjang, kesuksesan yang satu tergantung pada kesuksesan yang lain. (John D. Rockfeler)
Ø  Lebih baik memliki seseorang yang bekerja bersama anda, daripada tiga orang yang bekerja untuk anda.
Ø  Kemitraan adalah persahabatan + kepemimpinan + kepercayaan + kecapakapan kerja.
Ø  Sambungkanlah persahabatan pada orang yang memusuhimu.
Ø  Barangsiapa yang mengetahui atau menyelidiki cela saudaranya (saudara se-agama) maka Allah akan mengikuti terus akan cela orang itu. (Muhammad SAW)
Ø  Sebaiknya kita selalu memelihara hubungan sepintas lalu dengan orang-orang seperti sejak dulu, baik kita menganggap mereka menarik maupun tidak. Begitu cepatnya kita bisa lupa pada hal-hal yang kita sangka tidak akan pernah kita lupa. (Joan Didion)
Ø  Persahabatan sejati tidak akan membeku pada saat musim dingin.
Ø  Orang-orang yang kaya ialah orang yang memiliki kawan sejati.
Ø  Barangsiapa yang mencari teman yang tidak memiliki cela, maka ia tetap tidak akan memiliki teman.
Ø  Barangsiapa yang menasehatimu maka ia lebih mencintaimu.
Ø  Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku. (Umar bin Khatab)
Ø  Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan menjadikan kegian mandeg atau tidak berjalan. (Bediuzzaman Said Nursi)
Ø  Kebesaran suatu persahabatan bukan terletak pada sambutan tangan terbuka atau senyuman kesukacitaan persahabatan, melainkan inspirasi jiwa yang dirasakan saat dia menemukan orang yang ia percaya dan mempercayainya.
Ø  Belajarlah hidup bersama orang lain. Belajarlah menghargai keyakinan orang lain. Belajarlah menyelesaikan konflik  tanpa ada pihak yang merasa dikalahkan.
Ø  Sangat logis kalau kita harus mengisinya dengan kegembiraan, persahabatan, optimisme dan bukan kerusakan, permusuhan dan pesimisme.
***Al-Bantany112

Senin, 11 Juni 2012

“MENCERMATI PERENCANAAN PEMBANGUNAN” SUATU PENDEKATAN PERENCANA YANG KREATIF, INOVATIF, EMPATI DAN PROFESIONAL


I.    PENDAHULUAN
            Proses perencanaan dalam konsep manajemen merupakan sebuah langkah awal bagi sebuah organisasi dalam menentukan hal-hal apa saja yang menjadi prioritas dalam melaksanakan suatu program dan kegiatan dengan baik. Maka benar adanya sebuah ungkapan orang bijak yang mengatakan “Kesalahan dalam perencanaan berarti kita telah merencanakan kegagalan”. Hal ini dikarenakan begitu pentingnya fungsi perencanaan sebagai pedoman dalam mencapai sebuah tujuan.
            Dalam konteks pemerintahan sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan yang utuh dengan perencanaan pembangunan yang ada di pemerintah pusat. Perencanaan tersebut dilakukan melalui 4 proses yaitu: Proses Politik (penjabaran visi misi kepala daerah yang dihasilkan melalui proses politik atau public choice theory of planning), Proses Teknokratik (Perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional, atau oleh lembaga/unit organisasi yang secara fungsional melakukan perencanaan), Proses Partisipatif (perencanaan yang melibatkan masyarakat atau stakeholders), Proses Bottom-Up dan Top-Down (perencanaan yang prosesnya dari bawah-ke atas dan dari atas-ke bawah sesuai dengan hierarki yang ada di pemerintahan).
            Proses merencanakan dianalogikan sebagai seorang juru masak (perencana) yang ingin membuat masakan (perencanaan). Ia terlebih dahulu harus menyiapkan sebuah kumpulan daftar bumbu masakan (Program dan kegiatan), bahan-bahan makanan (sumber pembiayaan untuk perencanaan), dan alat-alat memasak (indikator kinerja). Untuk membuat masakan yang baik (perencanaan yang baik) seluruh bumbu masakan, bahan makanan dan alat memasak harus dipadukan oleh seorang koki yang handal jika dalam proses perencanaan disebut dengan perencana yang handal. Oleh sebab itu peran dari adanya sumber daya manusia yang handal dalam perencanaan merupakan faktor yang paling utama dari beberapa faktor utama dan juga merupakan salah satu prasayarat yang paling awal dalam melakukan proses perencanaan. Namun ada beberapa permasalahan yang terjadi perihal kriteria apa yang harus dimiliki oleh seorang perencana. Karena perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber-sumber yang tersedia.
            Saat ini konsentrasi pendidikan yang secara khusus menawarkan ilmu-ilmu perencanaan pembangunan di suatu daerah sudah cukup banyak baik di perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. Mulai dari disiplin ilmu tentang perencanaan wilayah, manajemen pembangunan daerah, manajemen aset daerah, ekonomi pembangunan, tekhnik planologi dan lain sebagainya. Kesemua pendidikan tersebut, memberikan upaya pemahaman bagi para mahasiswanya dalam bentuk sitem pendidikan dan pelatihan dengan harapan agar kelak para lulusannya memiliki kemampuan dan keterampilan sebagai seorang perencana yang handal.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Alaq yang menjelaskan perlunya menuntut ilmu
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ   t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ   ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ   Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ   zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ  
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Selain firman Allah SWT diatas, Hadits Rasulullah SAW pun menegaskan pentingnya menuntut ilmu yang dilihat dari faktor jarak dan waktu tempuh Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China” dan menuntut ilmu yang diartikan sebagai konsep long life learning (pendidikan sepanjang hayat) “Tuntutlah ilmu sejak buaian sampai ke liang lahat
            Kenyataan dilapangan menunjukkan kemampuan intelektualitas ternyata tidak cukup untuk menjadikan seseorang menjadi perencana yang handal. Banyak kasus terjadi di beberapa daerah tepatnya di instansi pemerintah daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi perencanaan pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan yang telah dilaksanakan baik itu RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) untuk rentang waktu selama 20 tahun, RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) untuk rentang waktu selama 5 tahun dan RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) untuk rentang waktu selama 1 tahun. Masih memiliki beberapa kekurangan seperti belum teridentifikasi dan optimalnya pemanfaatan sumber-sumber perencanaan. Selain itu, perencanaan yang dilakukan masih sebatas paradigma formalitas dalam mekanisme proses perencanaan pembangunan yang dilakukan secara bottom-up ataupun Top-down serta masih lemahnya terobosan-terobosan atau inovasi yang memungkinkan perencana untuk memilih alternative yang ekstreem.
            Berdasarkan hal tersebut, seorang perencana tidak hanya cukup memiliki kemampuan intelektualitas yang diperoleh melalui pendidikan akademis semata melainkan juga perlu disertai dengan penanaman karakter perencana yang kreatif, inovatif,  empati dan profesional sehingga mampu menentukan langkah di masa yang akan datang dengan mengoptimalkan potensi seluruh sumber-sumber yang ada agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.
           
II.   RUMUSAN MASALAH
            Rumusan permasalahan dalam tulisan ini antara lain :
1.    Bagaimana Upaya Perencana Pembangunan Yang Kreatif, Inovatif, Empati Dan Profesional dalam Perencanaan ?
2.    Bagaimana menilai perencanaan pembangunan ?

III.   LANDASAN TEORI
Perencanaan Pembangunan
Waterston dalam Hikmat (2009) mendefinisikan perencanaan sebagai usaha yang secara sadar, teroganisir, dan terus menerus dilakukan guna memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara Schaffer dalam Hikmat (2009) menekankan perencanaan memiliki keterikatan dengan pengambilan keputusan, dengan memperhatikan lebih banyak data yang ada atau hasil-hasil yang mungkin dapat dicapai yang akan datang.
Conyers (1994) menjelaskan, perencanaan sebaiknya tidak dipandang sebagai aktivitas yang terpisah dari kebijakan, tetapi menjadi suatu bagian dari proses pengambilan keputusan yang amat kompleks dimulai dari perumusan tujuan kebijakan, sasaran yang lebih luas, kemudian dikembangkan melalui tahapan-tahapan di mana kebijakan itu diterjermahkan ke dalam bentuk rencana (plan) yang lebih rinci guna memudahkan pelaksanaan program atau proyek-proyek pembangunan sosial.
Conyers menjelaskan, perencanaan merupakan suatu bagian dari suatu proses pembangunan yang kompleks, sehingga melibatkan beberapa kegiatan antara lain:
1.    Identifikasi tujuan umum serta kenyataan yang ada
2.    Formulasi strategi pembangunan yang luas guna mengatasi kenyataan yang ada
3.    Penterjemah strategi yang ada dalam bentuk rencana dan proyek
4.    Implementasi program dan proyek
5.    Pemantauan terhadap implementasi dan hambatan yang timbul untuk pencapain tujuan serta kenyataan
Arthur W. Lewis dalam sjafrizal (2009) mendefinisikan perencanaan pembangunan yakni sebagai suatu kumpulan kebijaksanaan dan program pembangunan untuk merangsang masyarakat dan swasta untuk menggunakan sumberdaya yang tersedia secara lebih produktif

KREATIF
Menurut Utami Munandar dalam Reni Akbar Hawadi (2001) menjabarkan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif sebagai berikut:
a.    Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (Aptitude) antara lain :
1.    Keterampilan berpikir lancar yaitu (a) mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan, (b) memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, (c) selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
2.    Keterampilan berpikir luwes (Fleksibel) yaitu (a) menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, (b) dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, (c) mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, (d) mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
3.    Keterampilan berpikir rasional yaitu (a) mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, (b) memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, (c) mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
4.    Keterampilan memperinci atau mengelaborasi yaitu (a) mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, (b) menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.
5.    Keterampilan menilai (mengevaluasi) yaitu (a) menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana, (b) mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, (c) tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya.
b.Ciri-ciri Afektif (Non-aptitude)
1.    Rasa ingin tahu yaitu (a) selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, (b) mengajukan banyak pertanyaan, (c) selalu memperhatikan orang, objek dan situasi, (d) peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti.
2.    Bersifat imajinatif yaitu (a) mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, (b) menggunakan khayalan dan kenyataan.
3.    Merasa tertantang oleh kemajuan yaitu (a) terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, (b) merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit, (c) lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
4.    Sifat berani mengambil resiko yaitu (a) berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, (b) tidak takut gagal atau mendapat kritik, (c) tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang tidak konvensional, atau yang kurang berstruktur.
5.    Sifat menghargai yaitu (a) dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, (b) menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.

Sedangkan menurut pendapat Sund dalam Slameto (2003) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat  dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Hasrat keingintahuan yang cukup besar;
2.    Besikap terbuka terhadap pengalaman baru;
3.    Panjang akal;
4.    Keinginan untuk menemukan dan meneliti;
5.    Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit;
6.    Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan;
7.    Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas;
8.    Berpikir fleksibel;
9.    Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak;  Kemampuan membuat analisis dan sitesis;
10. Memiliki semangat bertanya serta meneliti;
11. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik;
12. Memililki latar belakang membaca yang cukup luas.

Menurut Sidneu Parnes, Ruth Noller, M.O. Edwards dalam Reni Akbar Hawadi dkk. (2001) mengemukakan tentang teknik pemecahan masalah secara kreatif melalui 5 (lima) tahap yaitu : pertama, menemukan fakta (fact finding) dalam tahapan ini diajukan pertanyaan-pertanyaan faktual, yang menanyakan tentang apa yang terjadi dan yang ada sekarang atau di masa lalu. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikelompokkan kedalam dua fase, yaitu fase divergen dimana pertanyaan-pertanyaan ditulis berdasarkan apa yang muncul dari pikiran kita dengan tidak mempersoalkan apakah pertanyaan tersebut bisa memperoleh data yang relevan atau tidak. Fase konvergen, dimana pertanyaan-pertanyaan faktual diseleksi mana yang penting dan relevan dan selanjutnya dicari jawaban yang paling tepat. Kedua, menemukan masalah (problem finding) dalam tahap ini diajukan banyak kemungkinan pertanyaan kreatif. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diangkat dalam penemuan fakta. Ketiga, menemukan gagasan (idea finding) dalam tahap ini diinginkan untuk diperoleh alternatif jawaban sebanyak mungkin untuk pemecahan masalah yang telah ditentukan dalam tahap sebelumnya yaitu mengumpulkan alternatif jawaban sebanyak-banyaknya dan menyeleksi jawaban atau gagasan yang paling relevan dan tepat untuk memecahkan masalah. Keempat, menemukan jawaban (solution finding) dalam tahap ini disusun kriteria, tolok ukur, atau persyaratan untuk menentukan jawaban. Melalui pemikiran divergen, tolok ukur disusun berdasarkan antisipasi terhadap semua kemungkinan yang bakal terjadi baik yang bersifat positif maupun negatif sekiranya salah satu gagasan dipakai dalampemecahan masalah. Sedangkan berpikir konvergen, alternatif jawaban yang ditemukan berdasarkan tolak ukur yang telah disusun diseleksi mana yang lebih tepat dan relevan atau berisiko paling rendah apabila diangkat sebagai jawaban yang akan dipakai untuk memecahkan masalah
. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang yang kreatif mempunyai suatu motivasi yang tinggi dalam mengenal masalah-masalah yang bernilai. Mereka dapat memusatkan perhatiannya pada suatu masalah secara alamiah dan mengkaitkannya baik secara sadar atau tidak, untuk memecahkannya. Ia menerima ide yang baru, yang muncul dari dirinya sendiri atau yang dikemukakan oleh orang lain. Kemudian ia mengkombinasikan pikirannya yang matang dengan intuisinya secara selektif, sebagai dasar pemecahan yang baik. Ia secara energik menterjemahkan idenya melalui tindakan dan mengakibatkan hasil pemecahan masalah yang sangat berguna.
Ciri-ciri perilaku yang ditemukan pada orang-orang yang memberikan sumbangan kreatif yang menonjol terhadap masyarakat dikemukakan oleh Munandar (1999) sebagai berikut:
1.    Berani dalam pendirian / keyakinan;
2.    Ingin tahu;
3.    Mandiri dalam berpikir dan mempertimbangkan;
4.    Menyibukkan diri terus menerus dengan kerjanya;
5.    Intuitif;
6.    Ulet;
7.    Tidak bersedia menerima pendapat dan otoritas begitu saja.

Berbagai macam karakteristik diatas jarang sekali tampak pada seseorang secara keseluruhan, akan tetapi orang-orang yang kreatif akan lebih banyak memiliki ciri-ciri tersebut. Dari berbagai karakteristik orang yang kreatif dapatdisimpulkan bahwa guru yang kreatif cirinya adalah : punya rasa ingin tahu yang dimanfaatkan semaksimal mungkin, mau bekerja keras, berani, kemampuan intelektualnya dimanfaatkan semaksimal mungkin, mandiri, dinamis, penuh inovasi/gagasan dan daya cipta, bersedia menerima informasi, menghubungkan ide dan pengalaman yang diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda, cenderung menampilkan berbagai alternatif terhadap subyek tertentu.

INOVATIF
Inovasi secara umum dipahami dalam konteks peribahan perilaku. Inovasi biasanya erat kaitannya dengan lingkungan yang berkarakteristik dinamis dan berkembang. Pengertian inovasi sendiri sangat beragam, dan dari banyak perspektif. Menurut Rogers (Roger s: 2003), salah satu penulis buku inovasi terkemuka, menjelaskan inovasi adalah sebuah ide, praktek, atau objek yang dianggap baru oleh individu satu unit adopsi lainnya.
Pengertian dari sumber lain (www.ucs.mun.ca/~rsexty/business1000/glossary/I.htm) menyebutkan bahwa inovasi adalah kegiatan yang meliputi seluruh proses menciptakan dan menawarkan jasa atau barang baik yang sifatnya baru, lebih baik atau lebih murah dibandingkan dengan yang tersedia sebelumnya. Sedangkan dalam

Damanpour (Damanpour :2002) dijelaskan bahwa sebuah inovasi dapat berupa produk atau jasa yang baru, teknologi proses produksi yang baru,sistem struktur dan administrasi baru atau rencana baru bagi anggota organisasi
Dengan merujuk pada pengertian-pengertian diatas, maka sebuah inovasi tidak akan bisa berkembang dalam kondisi status quo. Dan walaupun tidak ada satu kesepahaman definisi mengenai inovasi, namun secara umum dapat dsimpulkan bahwa inovasi mempunyai atribut (Rogers : 2003) :
1.    Relative Advantage atau Keuntungan Relatif/ Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain.
2.    Compatibility atau Kesesuaian Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel atau kesesuaian dengan inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang tidak sedikit, namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi terbaru. Selain itu juga dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi itu secara lebih cepat
3.    Complexity atau Kerumitan. Dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.
4.    Triability atau Kemungkinan dicoba Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama. Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati fase “uji publik”, dimana setap orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk mengujii kualitas dari sebuah inovasi.
5.    Observability atau Kemudahan diamati Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi bagaimana ia bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih


EMPATI
Goleman (2004) mengemukakan prasyarat untuk dapat melakukan empati adalah kesadaram diri, mengenali sinyal-sinyal perasaan tersembunyi dalam reaksi-reaksi tubuh sendiri. Dengan kata lain seseorang dapat berempati apbila mereka sudah terlebih dahulu mengenali diri sendiri.(Boyatzis : 2000) Brammer dan Mc Donald dalam Munawaroh (1999) mengungkapkan bahwa pengenalan diri sendiri ini dapat membantu individu dalam upaya menempatkan diri pada internal frame of reference orang lain tanpa kehilangan objectivitasnya. Empati akan lebih muncul pada saat individu melakukan aktivitas thingking with dan thingking for about orang lain.
Empati memerlukan kerjasama antara kemampuan menerima dan memahami secara kognitif dan afektif, komponen kognitif melibatkan pemahaman terhadap perasaan orang lain, baik melalui tanda-tanda atau proses hubungan yang simpel maupun pengambilan perspektifyang kompleks. Empati juga membutuhkan afektif yaitu respon emosional yang sesuai, lebih jauh empati membutuhkan pengambilan keputusan untuk bertindak dengan perspektif afektif, sehingga perasaan dan pemahaman tersebut diwujudkan dalam bentuk prilaku,

PROFESIONAL
Menurut Prof. Edgar Shine yang dikutip oleh Parmono Atmadi (1993), sarjana arsitektur pertama yang berhasil meraih gelar doktor di Indonesia, merumuskan pengertian professional tersebut sebagai berikut ;
1.    Bekerja sepenuhnya (full time) berbeda dengan amatir yang sambilan
2.    Mempunyai motivasi yang kuat.
3.    Mempunyai pengetahuan (science) dan keterampilan (skill)
4.    keputusan atas nama klien (pemberi tugas)
5.    Berorientasi pada pelayanan ( service orientation )
6.    Mempunyai hubungan kepercayaan dengan klien
7.    Otonom dalam penilaian karya
8.    Berasosiasi professional dan menetapkan standar
9.    Mempunyai kekuasaan (power) dan status dalam bidangnya.

Prof. Soempomo Djojowadono (1987), seorang guru besar dari Universitas Gadjahmada (UGM) merumuskan pengertian professional tersebut sebagai berikut ;
1.    Mempunyai sistem pengetahuan yang isoterik (tidak dimiliki sembarang orang)
2.    pendidikannya dan latihannya yang formal dan ketat
3.    Membentuk asosiasi perwakilannya.
4.    Ada pengembangan Kode Etik yang mengarahkan perilaku para anggotanya
5.    Pelayanan masyarakat/kemanusian dijadikan motif yang dominan.
6.    yang cukup dalam mempraktekkannya
7.    Penetapan kriteria dan syarat-syarat bagi yang akan memasuki profesi.
Rujukan berikutnya dapat diambil dari pendapat Soemarno P. Wirjanto (1989), Sarjana hukum dan Ketua LBH Surakarta, dalam seminar Akademika UNDIP 28-29 Nopember 1989, yang mengutip Roscoe Pond, mengartikan istilah professional sebagai berikut ;
1.    Harus ada ilmu yang diolah di dalamnya.
2.    Harus ada kebebasan, tidak boleh ada hubungan hirarki.
3.    Harus mengabdi kepada kepentingan umum, yaitu hubungan kepercayaan antara ahli dan klien.
4.    Harus ada hubungan Klien, yaitu hubungan kepercayaan antara ahli dan klien.
5.    Harus ada kewajiban merahasiakan informasi yang diterima dari klien. Akibatnya hrus ada perlindungan hukum.
6.    Harus ada kebebasan ( = hak tidak boleh dituntut ) terhadap penentuan sikap dan perbuatan dalam menjalankan profesinya.
7.    Harus ada Kode Etik dan peradilan Kode Etik oleh suatu Majlis Peradilan Kode Etik
8.    Boleh menerima honorarium yang tidak perlu seimbang dengan hasil pekerjaannya dalam kasus-kasus tertentu (misalnya membantu orang yang tidak mampu

III..METODOLOGI
Kajian literatur merupakan sumber utama, menyangkut berbagai ketentuan studi yang telah dilakukan sebelumnya. Serta didukung dengan hasil kajian yang dipublikasikan oleh lembaga berupa jurnal dan kajian ilmiah lainnya.

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Upaya Perencana Pembangunan Yang Kreatif, Inovatif, Empati Dan Profesional dalam Perencanaan
Untuk menjadi seorang perencana pembangunan daerah yang handal disipilin ilmu perencanaan perlu juga didampingi dengan jiwa kreatif, inovatif, empati dan profesional. Mengapa demikian ? hal ini dikarenakan dengan jiwa kreatif banyak gagasan-gagasan yang akan dihasilkan dan dikembangkan karena pada dasarnya orang yang kreatif selalu memiliki rasa ingin tahu, selalu merasa tertantang oleh kemajuan, memiliki sifat berani mengambil resiko dan memiliki sifat menghargai
Jiwa kreatif secara umum dipengaruhi kemunculannya oleh adanya berbagai kemampuan yang dimiliki, sikap dan minat yang positif dan tinggi terhadap bidang pekerjaan yang ditekuni, serta kecakapan melaksanakan tugas-tugas. Tumbuhnya jiwa kreatif dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya:
a.    Iklim kerja yang memungkinkan para perencana meningkatkan pengetahuan dan kecakapan dalam melaksanakan tugas
b.    Kerjasama yang cukup baik antara berbagai personel perencana dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
c.    Pemberian penghargaan dan dorongan semangat terhadap setiap upaya yang bersifat positif bagi para perencana.
d.    Perbedaan status yang tidak terlalu tajam antara perencana yang satu dengan perencana yang lainnya sehingga memungkinkan terjalinnya hubungan manusiawi yang lebih harmonis.
e.    Pemberian kepercayaan kepada setiap perencana untuk meningkatkan diri dan mempertunjukkan karya dan gagasan kreatifnya.
f.     Menimpakan kewenangan yang cukup besar kepada para perencana dalam melaksanakan tugas dan memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas
g.    Pemberian kesempatan kepada para perencana untuk ambil bagian dalam merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan.
Jiwa kreatif biasanya selalu beriringan dengan jiwa inovatif. Seorang perencana pembangunan yang memiliki inovasi adalah perencana yang mampu membuat terobosan-terobosan baru. Jika dikaitkan dengan seorang perencana di BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah), perencana yang memiliki inovasi adalah perencana yang mampu membuat :
a.    Perencanaan lintas sektor yaitu, untuk mendukung anggaran satu program / kegiatan dapat dibantu dengan anggaran yang ada pada program / kegiatan yang lainnya.
b.    Perencanaan untuk menggali sektor-sektor pembiayaan pembangunan dengan melihat potensi wilayahnya.
c.    Mampu mendata dan memberdayakan aset-aset daerah.
Dengan adanya inovasi seorang perencana tidak akan merasa idenya terkurung. Ia akan selalu dinamis dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Dapat dibayangkan bilamana seorang perencana sebagai peletak batu pertama sebuah manajemen tidak mangikuti perubahan zaman, Ia pasti akan mengalami kebuntuan. Karena tanpa inovasi seorang perencana pasti akan berakhir.
Disamping kreatif dan inovatif. Hal yang perlu dimiliki oleh seorang perencana adalah memiliki jiwa empati. Yaitu jiwa yang mampu memahami dan menempatkan posisi diri sendiri seperti yang dialami oleh orang lain. Upaya perencana yang memiliki jiwa empati jika dilihat dalam konteks seorang perencana di BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) antara lain :
a.    Perencana harus menyadari bahwa tidak semua masyarakat yang ada di daerahnya merupakan masyarakat kaya. Oleh karenanya perencana yang empati harus mampu membuat perencanaan yang pro terhadap orang miskin.
b.    Perencana harus sadar bahwasanya saat ini telah terjadi pemanasan global (global warming). Perencana yang empati harus mampu membuat perencanaan yang berwawasan lingkungan untuk mengurangi eksternalitas negatif dari polusi industri, polusi kendaraan bermotor, polusi peralatan rumah tangga dll, serta mampu membuat perencanaan untuk menjaga dan melestarikan areal lingkungan RTH (Ruang Terbuka Hijau) sebagaimana yang ditetapkan oelh pemerintah pusat yaitu sebanyak 30 % dari total wilayah secara keseluruhan di suatu daerah.
c.    Perencana yang empati harus sadar bahwasanya kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan merupakan kebutuhan yang paling utama. Oleh karenanya perencana yang empati harus mampu menganggarkan pendidikan sebagaimana yang telah diamanatkan oleh pemerintah pusat yaitu 20% anggaran dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan program wajib belajar pendidikan dasar minimal mencapai 9 tahun, serta untuk meningkatkan mutu pendidikan, aksesibilitas pendidikan dan juga pelayanan pendidikan gratis. Untuk bidang kesehatan perencana yang empati harus mampu membuat perencanaan untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis pada masyarakat.
Seorang perencana pembangunan daerah haruslah seorang yang profesional dalam bidangnya, karena untuk membuat suatu perencanaan yang komprehensif tidaklah mudah. Ia harus bisa memproyeksikan apa yang menjadi potensi didaerahnya, dan melakukan mapping atau pemetaan potensi wilayah kemudian mampu mengestimasi yang akan terjadi di masa yang akan datang serta mampu menyusun strategi-strategi untuk mengelola sumber-sumber yang ada agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Seorang perencana pembangunan daerah yang profesional harus
a.    Bekerja sepenuhnya (full time) berbeda dengan amatir yang sambilan
b.    Mempunyai motivasi yang kuat.
c.    Mempunyai pengetahuan (science) dan keterampilan (skill)
d.    keputusan atas nama klien (pemberi tugas)
e.    Berorientasi pada pelayanan ( service orientation )
f.     Mempunyai hubungan kepercayaan dengan klien
g.    Otonom dalam penilaian karya
h.    Berasosiasi professional dan menetapkan standar



Menilai Perencanaan Pembangunan
Perencanan pembangunan mempunyai peranan yang sangat besar sebagai alat untuk mendorong dan mengendalikan proses pembangunan secara lebih cepat dan terarah. Ada tiga alasan utama perencanaan pembangunan perlu diterapkan.
Pertama, karena mekanisme pasar belum berjalan sempurna (market failure), karena kondisi masyarakat yang masih sangat terbelakang tingkat pendidikannya sehinga belum bersaing dengan golongan yang sudah maju dan mapan. Dalam kondisi ini, peran pemerintah sangat penting untuk menentukan proses pembangunan. Kedua, perencanaan pembangunan merupakan alternatif untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang mungkin timbul di kemudian hari.
Ketiga, perencanaan pembangunan dapat memberikan arahan dan koordinasi yang lebih baik bagi pelaku pembangunan, baik pemerintah, swasta dan masyarakat.
Mengingat begitu besarnya peranan perencanaan pembangunan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan pembangunan yaitu : (a) desain perencanaan harus berangkat dari data mengenai sumberdaya yang ada, memperhitungkan tujuan akhir yang dikehendaki, (b) penetapan sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya, (c) adanya jangka waktu mencapai sasaran tersebut, (d) teridentifikasinya masalah-masalah yang dihadapi, (e) adanya modal atau sumberdaya yang digunakan serta pengalokasiannya, (f) adanya kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya, (g) dibutuhkannya sumberdaya manusia atau organisasi pelaksana dan mekanisme pemantauan, evaluasi dan pengawasan pelaksanaannya.
(h) bila dimungkinkan dalam proses penyusunannya, perencanaan juga harus melibatkan perencana (planner) yang tidak hanya berasal dari satu institusi atau departemen yang mengkhususkan pada bidang perencanaan. Namun, perencanaan disusun oleh pihak lain yang terlibat dalam keseluruhan pembangunan.
Sementara dalam implementasinya, perencanaan sebagai suatu proses yang berlangsung secara terus menerus, bukan sekedar dikerjakan sekali saja karena perencanaan, apalagi terkait dengan pembangunan, dirancang untuk jangka waktu tertentu misalnya dalam kurun waktu lima tahun. Dalam setiap tahap, dibutuhkan evaluasi dan pengawasan (monitoring).
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indikator yg ditetapkan) secara sistematis dan continue tentang kegiatan program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program itu selanjutnya. Sementara evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja program untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja program.
Perencanaan sangat erat kaitannya dengan perumusan kebijakan. Perumusan kebijakan adalah membuat keputusan tentang jenis perubahan atau perkembangan yang diinginkan. Sedangkan perencana adalah suatu proses penentuan tentang bagaimana mewujudkan perubahan atau perkembangan yang paling baik
Apabila perencanaan pembangunan telah sampai pada tahap akhir, maka langkah selanjutnya yang akan dijalani adalah bagaimana melaksanakan pembangunan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Ada beberapa langkah-langkah pelaksanaan pembangunan antara lain:
a.    Memahami masalah (internal & eksternal) dan potensi (internal dan eksternal),
b.    Mengidentifikasi kebutuhan
c.    Menentukan tujuan dan strategi
d.    Merencanakan kegiatan
e.    Merencanakan pendayagunaan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat
f.     Melaksanakan kegiatan
g.    Memantau pelaksanaan
h.    Merencanakan tindak lanjut.
Untuk menilai, keberhasilan perencanaan pembangunan bukan hanya dilihat dari pencapaian kuantitatif setiap bidang atau sektor pembangunan, tetapi terutama tertanamnya nilai-nilai strategis yang telah ditargetkan. Dengan demikian, pembangunan tidak hanya bersifat growth oriented, tetapi berbasis nilai atau value based. Pembangunan nilai-nilai itu menjadi tanggungjawab lintas sektoral yang bersifat societal (mencakup seluruh bidang kehidupan).

V. KESIMPULAN
Menjadi seorang perencana yang handal tidak cukup hanya berbekal kemampuan intelektual dan akademis saja melainkan perlu juga dibekali dengan penanaman jiwa kreatif, inovatif, empati dan profesional. Hal ini dikarenakan dengan jiwa kreatif banyak gagasan-gagasan yang akan dihasilkan dan dikembangkan karena pada dasarnya orang yang kreatif selalu memiliki rasa ingin tahu, selalu merasa tertantang oleh kemajuan, memiliki sifat berani mengambil resiko dan memiliki sifat menghargai. Dengan adanya inovasi seorang perencana tidak akan merasa idenya terkurung. Ia akan selalu dinamis dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Disamping itu, untuk lebih mendekatkan konsep perencanaan yang memiliki nilai-nilai sosial seorang perencana harus memiliki  jiwa empati. Yaitu jiwa yang mampu memahami dan menempatkan posisi diri sendiri seperti yang dialami oleh orang lain. Dengan adanya dukungan kemampuan dalam bidang intelektual dan akademisnya disertai dengan penanaman jiwa kreatif, inovatif dan empati maka yang akan terbentuk adalah seorang perencana pembangunan yang profesional dalam bidangnya, karena untuk membuat suatu perencanaan yang komprehensif tidaklah mudah. Ia harus bisa memproyeksikan apa yang menjadi potensi didaerahnya, dan melakukan mapping atau pemetaan potensi wilayah kemudian mampu mengestimasi yang akan terjadi di masa yang akan datang serta mampu menyusun strategi-strategi untuk mengelola sumber-sumber yang ada agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Untuk menilai, keberhasilan perencanaan pembangunan bukan hanya dilihat dari pencapaian kuantitatif setiap bidang atau sektor pembangunan, tetapi terutama tertanamnya nilai-nilai strategis yang telah ditargetkan. Dengan demikian, pembangunan tidak hanya bersifat growth oriented, tetapi berbasis nilai atau value based. Pembangunan nilai-nilai itu menjadi tanggungjawab lintas sektoral yang bersifat societal (mencakup seluruh bidang kehidupan).


Tugas Kuliah MSDM STIA LAN RI JAKARTA
Al-bantany-112